Serangan udara Israel terhadap sekolah-sekolah di Jalur Gaza telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur pendidikan dan menewaskan ratusan warga sipil, termasuk anak-anak. Sekolah-sekolah yang sebelumnya digunakan sebagai tempat berlindung bagi pengungsi kini menjadi sasaran serangan militer, menambah penderitaan warga Palestina yang sudah terjebak dalam konflik berkepanjangan.AP News+8Antara News+8Antara News+8
Serangan Mematikan di Sekolah-sekolah Gaza
Pada 10 Agustus 2024, serangan udara Israel menghantam Sekolah Al-Tabaeen di Gaza Timur yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi sekitar 6.000 warga Palestina yang mengungsi. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran hebat, menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai puluhan lainnya. Serangan ini terjadi saat waktu shalat Subuh, saat banyak orang sedang berdoa di dalam sekolah tersebut. WikipediaAntara News
Selain itu, serangan pada 25 Mei 2025 menargetkan Sekolah Fahmi al-Jarjawi di kawasan Daraj, Gaza City. Serangan ini menewaskan lebih dari 36 orang, termasuk 18 anak-anak, dan melukai lebih dari 55 orang lainnya. Banyak korban yang mengalami luka bakar serius akibat kebakaran yang ditimbulkan oleh serangan tersebut. Serangan ini terjadi tanpa adanya peringatan sebelumnya kepada warga sipil. Wikipedia
Dampak terhadap Pendidikan dan Masa Depan Anak-anak
Konflik yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menghancurkan sistem pendidikan di Gaza. Lebih dari 650.000 siswa kehilangan akses ke pendidikan, dan sekitar 40.000 siswa tidak dapat mengikuti ujian masuk universitas yang krusial bagi masa depan mereka. Sekolah-sekolah yang sebelumnya digunakan sebagai tempat berlindung kini rusak atau hancur akibat serangan. Lebih dari 59.000 warga Palestina, termasuk banyak anak-anak, telah tewas sejak dimulainya serangan besar-besaran tersebut. AP News
Respons Internasional dan Kecaman terhadap Serangan
Serangan terhadap sekolah-sekolah di Gaza telah menuai kecaman dari berbagai pihak internasional. Prancis mengecam keras serangan Israel yang menargetkan sekolah dan panti asuhan di Gaza utara, yang menewaskan hampir 40 orang. Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa infrastruktur sipil, tempat warga mencari perlindungan, telah berulang kali menjadi sasaran serangan. Antara News+1Antara News+1Antara News
Selain itu, Malaysia juga mengutuk keras serangan Israel terhadap Sekolah Al-Tabin di Kota Gaza, yang menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk anak-anak. Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan bahwa Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas serangan tersebut karena dukungan finansial, militer, dan politik mereka kepada Israel. Antara News+1Antara News+1Antara News
Kesimpulan
Serangan udara Israel terhadap sekolah-sekolah di Gaza merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang melindungi warga sipil dan fasilitas pendidikan selama konflik bersenjata. Anak-anak Palestina yang seharusnya mendapatkan pendidikan kini terpaksa hidup dalam ketakutan dan kehilangan masa depan mereka. Diperlukan upaya internasional yang lebih kuat untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas pendidikan dan memastikan perlindungan bagi warga sipil di Gaza.