Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) malam ini di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, dan berhasil mengamankan enam orang terkait dugaan korupsi proyek pembangunan jalan. Para tersangka langsung dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk diperiksa lebih lanjut .
🔎 Kronologi dan Lokasi OTT
-
OTT berlangsung Kamis malam (26/6/2025) di wilayah Mandailing Natal, bukan di Medan seperti informasi awal yang sempat beredar metrotvnews.com+9news.detik.com+9kumparan.com+9.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
-
Keenam orang tersebut dibawa malam itu juga ke Jakarta untuk pemeriksaan intensif news.detik.com+5detik.com+5metrotvnews.com+5.
⚖️ Dugaan Kasus: Korupsi Proyek Jalan
OTT ini terkait dengan dugaan korupsi proyek pembangunan dan preservasi jalan yang diinisiasi Dinas PUPR dan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Sumatera Utara detik.com+6nasional.kompas.com+6kompas.tv+6. Construct pihak yang terlibat dan detail alur kasus akan segera diungkap oleh KPK.
⏳ Proses Lanjutan
KPK memiliki jangka waktu 1×24 jam sejak penangkapan untuk memutuskan status hukum para tersangka dan mengumumkan secara resmi konstruksi perkaranya katadata.co.id+6news.detik.com+6antaranews.com+6. Ini merupakan OTT kedua yang dilakukan KPK sepanjang tahun 2025 setelah operasi serupa di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan pada Maret lalu kompas.tv+5nasional.kompas.com+5katadata.co.id+5.
📌 Dampak dan Respons
-
Penegakan Hukum: OTT kali ini menunjukkan konsistensi KPK dalam menindak dugaan korupsi proyek infrastruktur yang diduga melibatkan aparat daerah dan pihak swasta.
-
Peringatan bagi Aparat Daerah: Kasus ini menjadi pengingat bahwa pengawasan terhadap proyek publik tetap ketat dan risiko hukum sangat tinggi bagi pelaku korupsi.
-
Harapan Publik: Masyarakat berharap OTT ini diikuti dengan transparansi dan penegakan hukum yang adil agar kepercayaan publik terhadap institusi negara tetap terjaga.
📝 Kesimpulan
OTT di Mandailing Natal merupakan bukti seriusnya upaya KPK memberantas korupsi di sektor infrastruktur. Dengan enam orang yang kini diperiksa dan masa 1×24 jam yang ditegakkan, publik menantikan langkah selanjutnya: siapa tersangka resmi, bagaimana konstruksi perkaranya, dan sejauh mana kerugian negara akibat dugaan ini.